Senin, 23 Februari 2015

Cerpen Romantis

Diposting oleh sodarae12 di 05.43

I Think You're Born To Be Mine

Tepat pukul 06.30 pagi bel sekolah berbunyi. Aku sudah malas mendengarnya.
Nama ku Avalana. Aku punya 3 orang sahabat. 1 cewek namanya Sheril 2 cowok namanya Luca dan Ray. Mereka baik, seru, perhatian tapi kalo nyebelin, nyebelin banget. Kita selalu bersama, makan bersama, ke kantin bersama, kalau belajar kelompok kita juga bersama. Kerjaan kita itu ngerusuhin kelas setiap hari. Tapi kita belum dapat teguran dari guru sampai saat ini. Ada 2 orang di kelasku yang tidak menyukai kita, entah apa kelebihan kita sampai mereka iri sama kita. Awalnya sih mereka pura pura baik sama kita, ikut ikut kita ketawa tapi setelah kita tahu sikap asli mereka kita menjahui mereka. Aku yakin mereka iri karena sekarang mereka tidak punya teman di kelas. Aku rasa mereka ingin merebut Luca dan Ray. Karena mereka berdua orangnya seru, asik dan gak pelit. Lagipula, Luca dan Ray juga gak mau temenan sama Lizy dan Angel, 2 orang yang nyebelin itu.
“Iyalah, mending gua temenan sama lu berdua lah. Kalian kan sahabat gua. Gila kali gua, milih temenan sama mereka. Abis entar gua disiksa melulu” cetus Ray
Aku senang mendengar perkataannya, karena itulah arti sahabat.
Aku menyukai sahabat ku. Entah mengapa aku menyukainya. Aku sudah mencoba untuk tidak menyukainya, tapi gagal karena dia selalu ada di hidupku. Padahal dia orang yang nyebelin. “kenapa gua bisa suka sama dia!?! Kenapaaaa coba! Jelas dia nyebelin, banget lagi. Udahlah! Dia cuman sahabat doang dan gak boleh jadi lebih.” teriak hatiku. Aku sudah coba membuang perasaan ini, tetapi semakin susah untuk melakukannya. Perasaan sakit? Aku tidak pernah merasakannya karena memang dia belum pernah menyakitiku. Kalau dia menjahiliku, aku tidak pernah marah. Karena itu lah sahabat. Aku harus menyimpan perasaan ini sampai perasaan ini hilang karena aku tidak mau merusak persahabatan kita.
Kita berempat sudah seperti saudara. Pernah kita mencoba untuk pura pura cuek satu sama lain, tapi gagal. Yeah, mission failed. Setiap hari kita penuhi dengan tawa dan kebersamaan. kadang kita juga belajar bersama, menolong satu sama lain yang belum mengerti materi pelajaran.
Tanggal 28 Oktober, aku ingat tanggal itu. Karena itu pertama kali kita pergi ke mall bersama. Tapi sayangnya Ray tidak bisa ikut. Jadi kita mengajak Justin. Justin hanya teman biasa, ia tidak termasuk dalam kelompok kami.
“kita mau kemana nih” tanya Sheril
“i dunno, tanya Luca tuh yang ngajakin” jawabku
Kita masih bingung memilih tempat yang dituju.
“Kita muter muter aja, cuci mata. Abis itu ke XXI ya” sahut Luca.
Akhirnya kita memutuskan untuk menjelajahi mall dan setelah itu ke XXI.
2 jam telah berlalu, kita lelah menjelajahi setiap lantai.
“Hei i’m tired! makan dulu aja yok! Udah jam 4 nih. Lapeeerr” kata Justin
Kita pun menuju AW untuk makan.
“Ya udah pesen dulu sana” luca menyuruhku.
Setelah makan jam 5 pun kita pulang.
Aku sudah sampai di rumah. Menurutku, ini hari yang menyenangkan pergi bersama sahabatku.
Tapi aku merasa aneh, ada sesuatu yang mengganjal. Aku tidak tahu apa itu.
Aku sedang menulis surat tentang isi hatiku karena aku selalu tidak nyaman jika dipendam terus.
“Aku menyukai Luca. Aku menyayanginya dan aku ingin bersama nya. Aku menyukainya bukan karena materi atau wajah. Tapi perasaan ini tulus. Aku selalu merasa bersalah memiliki perasaan ini. Aku tidak seharusnya menyukai sahabatku sendiri. Aku tidak ingin menghancurkan hubungan kita. Entah apa yang aku lakukan aku merasa berdosa. Tapi aku lebih tidak memberitahu perasaanku, aku harus mengalah demi persahabatan kita.”
Itulah isi suratku dan ku masukan ke amplop, ku taruh di buku pribadiku. Aku tidak mau kehilangan mereka semua. They’re the part of my life. I love them so much and i swear i wont hurt them.
Suatu hari lizy dan angel mengadukan kita ke wali kelas. Jujur, aku sebenarnya tidak ingin menanggapinya. Tapi yang lain tidak terima dengan perkataan kasar mereka yang dilontarkan ke kami.
“kita gak boleh diginiin! Enak aja sesukanya! Dia gak nyadar apa kelakuan dia lebih dari setan. Sekarang aja sok kaya malaikat. Suka nya ngatur sama nyiksa orang. Dia ngelaporin kita, kita laporin balik dia. EASY!” marah Sheril
Sheril paling gak bisa terima kalau dikatain. Sebenarnya dia anak yang sabar, tapi memang Lizy dan Angel yang berlebihan. Mereka berdua ingin kita berempat tempat duduknya dipisahkan. Tapi aku yakin mereka gak akan bisa misahkan kita. Mereka gak akan menang di permainan ini.
Hari ini hari senin. Aku membawa buku pribadiku, tapi bukan buku diary. Dan di dalamnya terdapat suratku.
Bel istirahat berbunyi. Kebanyakan anak di kelas lebih memilih untuk di luar. Tapi kita berempat selalu di dalam kelas. Ray dan Luca selalu mengganggu ku dan Sheril saat istirahat, itu mungkin tugas mereka. Tapi aku dan Sheril tidah hanya diam, kita membalasnya. Saat Ray menjahili Sheril aku selalu menolongnya dan Luca duduk di mejaku. Saat istirahat selesai, aku melihat buku pribadiku dan suratku hilang! “surat gua mana! Aduuh kemana nih! Aduhh gimana dong! Kalau ilang abis itu dibaca orang, tamat nih tamat!” aku panik dan terus mencari surat itu. Ray dan Sheril bertanya kepadaku dan aku tidak memberitahunya. Aku masih menyimpan rasa panik ini dan tak mungkin aku menanyakannya pada mereka.
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Luca menyuruhku untuk tunggu di kelas sampai semua anak keluar. Sheril dan Ray pun pulang duluan. Aku tidak memikirkan apa apa, aku sudah lupa soal surat itu.
“ini yang tadi lu cari kan?” tanya Luca
“kok bisa di lu? Gak lu baca kan? Gak kan?! Lu gak boleh baca pokoknya!”
“sorry, udah terlanjur. Gua udah tau kok” jawab Luca dengan senyuman tipisnya
“ha? Tau apa?”
“Gak usah pura pura bego deh”
“lu seharusnya gak ambil surat itu dan gak lu baca, ngerti!” bentak ku dengan mata melotot
“ya udah terlanjur, gimana?”
“tau ah!”
“udah jujur aja. Lu suka kan sama gua? Bukan suka doang lagi haha tapi cinta kan?”
Aku hanya menggelengkan kepala seperti anak bodoh
Luca langsung memeluklu. Aku senang. S E N A N G. Tapi yang ada di pikiranku dia menganggapku hanya sebatas teman.
“udahlah, gua bukan siapa siapa lu kan. Cuman sahabat doang, gak usah meluk meluk!”
“tapi aku bakal jadiin kamu seseorang spesial di hati aku”
Blakkk! Aku langsung melotot.
“would you be my girlfriend? You’re the only one in heart, i will never hurt you and leave you alone. I promise”
“is this real??!!”
“yes. Haha”
“i want to be your GF and be the part of you and i promise too that i will always love you”
Tiba tiba…
“CIE CIE HAHAHA Pajak jadian dong! BESOK PJ YAA!”
Sheril dan Ray ternyata mengumpat di depan kelas dan ngupingin aku dan Luca dari tadi berbicara.
Ini bener bener kejutan dari Tuhan yang paling luar biasa.
“Oh God thanks! I love you”
Dan sekarang hubungan ku dan Luca resmi pacaran sampai saat ini. Kita belum pernah punya masalah. Kita selalu menghadapi rintangan bersama sama. Dan hubungan persahabatan kami semakin lengket.
“Aku menyukai Avalana. Dia hitam manis dan pintar. Aku menyayanginya. She’s the best i’ve had. I will never leave her alone” – Luca\

Cerpen Karangan: Avalanna

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sodarae12 Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos